Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manfaat "Pretend Play" untuk Perkembangan Anak

 

 

sumber : www.pexels.com

Hai Bunda, memiliki toddler di atas usia dua tahun memang terasa sedikit melelahkan ya. Mereka sedang berada di masa aktif dimana lebih suka bermain. Ya, karena memang dunia mereka adalah dunia bermain, sehingga bermain itu penting. Banyak orang tua menganggap anak bermain adalah hal yang biasa dan cuma menimbulkan rasa senang saja. Padahal tahap ini sangat penting untuk proses tumbuh kembangnya, dimana anak dapat belajar untuk mengenal dan mengeksplorasi lingkungan lewat bermain.

Salah satu permainan yang sering dilakukan anak adalah pretend play. Ayah Bunda sudah tahu apa itu pretend play? Simak yuk.

 

Apa itu Pretend Play

Pretend play adalah  salah satu jenis permainan anak yang mengandung unsur berpura-pura. Dimana dalam permainan tersebut terdapat aturan dan peralatan yang menunjang permainan. Pretend play berbeda dengan role play, karena role play hanya fokus pada peran yang dilakukan. Dalam pretend play anak dapat bermain sendirian dengan benda – benda sekitar yang menunjang permainannya. Atau bermain bersama orang tua, kakak dan teman (Prafitri,2018).

Umumnya insting untuk bermain pretend play ini akan muncul saat anak usia dua tahun ke atas. Dimana dia sudah memiliki imajinasi yang tinggi dan mulai dapat mengkomunikasikan sesuatu (berbicara). Tapi memang peran orang tua dan lingkungan sangat penting untuk menstimulasi anak bermain peran. Orang tua juga harus aktif dan banyak melatih anak untuk berkomunikasi dengan menceritakan sekitar atau memainkan mainan mereka. Memang anak tidak akan langsung mengikuti apa yang kita latih atau ajarkan. Tapi, orang tua sangat perlu untuk telaten dan menstimulasi perkembangan anak secara berulang unuk menumbuhkan sikap percaya diri bahwa mereka bisa melakukannya.

 

Manfaat Pretend play


Ada banyak sekali manfaat pretend play untuk stimulasi tumbuh kembang anak, diantaranya:


    1.    Mengasah kemampuan motorik

Pretend play dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. Dengan bermain peran anak akan menirukan gaya dari peran yang dimainkannya sehingga gerak tubuhnya lebih aktif. Saraf – saraf halus pada anggota tubuh terutama anggota gerak dapat terlatih. Hal ini sangat penting untuk menstimulasi perkembangan keterampilan anak. Anak akan lebih cepat merespon apabila dia melihat suatu masalah. Sehingga di masa mendatang anak dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan dengan lebih tepat.

 

     2.     Meningkatkan kemampuan bahasa dan kematangan sosial

    Kemampuan bahasa dan kematangan sosial anak juga lebih meningkat dengan melakukan pretend play. Anak akan  belajar mengekspresikan emosi, menggambarkan simbol serta menerapkan perilaku dari tokoh atau objek yang diperankan (Suminar, 1997). Anak juga berlatih berpikir abstrak , yaitu dengan menganalisa apa yang harus ia lakukan jika itu terjadi pada dirinya. Dia akan memahami peran yang harus ia lakukan ketika mengadapi sebuah persoalan (Rubin, 1983).

 

     3.      Meningkatkan Perkembangan Kognitif

        Permainan ini dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak yang meliputi kemampuan untuk bernegosiasi, melakukan perencanaan, mencapai tujuan dan pemecahan masalah (problem solving) (Bergen, 2002). Kemampuan ini berpengaruh pada imajinasi anak. Dimana semakin tinggi imajinasi anak , ia akan berusaha untuk mengungkapkannya dengan komunikasi. Imajinasi tersebut yang akan memunculkan ide untuk berbuat sesuatu. Ketika anak memiliki ide, maka ia akan melakukan dan mengekspresikannya dengan bahasa dia.  Sehingga  komunikasi anak juga terasah melalui permainan ini .

    Menurut Curran (1999), pretend play dapat mengasah kemampuan anak untuk bernarasi dan meningkatkan kemampuan verbal anak dengan cerita yang ia sampaikan. Dengan bercerita anak akan belajar berdialog dan menirukannya secara berulang. Kemampuan berbicara yang meningkat akan membuat anak lebih diperhatikan. Hal ini membuat naka merasa lebih percaya diri dan bahagia karena menjadi pusat perhatian.

 

     4.     Meningkatkan Hubungan Orang Tua Dan Anak


     

                        sumber : www.pexels.com

Orang terdekat yang berperan penting dalam pretend play adalah orang tua. Nikmati masa melihatnya tumbuh dan berkembang dengan berusaha selalu ada di sampingya. Percayalah, imajinasi anak itu sangat tinggi. Mereka dapat memanfaatkan benda-benda disekitarnya untuk mendukung permainan peran yang dilakukan. Ayah Bunda tidak perlu khawatir untuk menyiapkan mainan baru. Orang tua hanya perlu terlibat dan mengawasi dalam permainan mereka. Karena kehadiran orang tua menemani anak bermain adalah hal yang sangat penting bagi mereka. Jadi usahakan untuk hadir secara utuh baik fisik dan psikis walupun tidak bisa 24 jam sehari.

Nah, itu dia Bunda sedikit ulasan mengenai pretend play dan manfaatnya untuk tumbuh kembang anak. Jadi, terus dorong anak untuk tumbuh dan berkembang ya Bund. Semoga bermanfaat.

 

Sumber :

Bergen, D. 2002. The Role of Pretend Play in Childrens Cognitive Development. Early childhood Research and Practice,v4i1pNa, ERIC Clearinghouse on Elementary and Early Childhood Education.

Curran , J.M. 1999. Constrains of Pretend Play : Explicit and Implisit Rules. Journal of Research Childhood Education, 14., Academic Research Library, p.47-55.  

Prafitri, Dianing. 2018. Membangun Softskill Anak Usia Dini melalui Pretend Play.Institut Agama Islam Negeri Kudus. Vol.6, No.2, Jul-Desember 2018.

Rubin, K.H., Fein,G.G. and Vanderberg, B. 1983. Play. In Paul H. Musen (ed), Handbook of Child Psychology. New York, John Wiley and Sons.Inc.

Suminar, D.R. 1997. Pengaruh Permainan Pura-pura terhadap Perkembangan Bahasa dan Kematangan Sosial Anak-anak Prasekolah. Thesis. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Post a Comment for "Manfaat "Pretend Play" untuk Perkembangan Anak"